Kamus Bahasa Daerah Indonesia10/10/2020
Dengan melestarikan báhasa sunda maka kitá turut membantu ménjaga kebudayaan sunda, jiká membicarakan tentang báhasa Sunda, maka téntu akan identik déngan daerah Provinsi Jáwa Barat.Bahasa yang satu ini memang menjadi bahasa cabang Melayu Polinesia di rumpun bahasa Astronesia.
![]() Tapi bahasa ini pun juga dituturkan di bagian barat dari Jawa Tengah terutama di Cilacap dan Brebes mengingat dulu kawasan ini adalah bagian dari kekuasaan Kerajaan Galuh. Tak heran di wilayah tersebut masih banyak tempat dengan nama khas Sunda, untuk penjelasan dari sejarah bahasaSunda ini bisa dibaca di Kamus Bahasa Sunda. Secara pribadi sáya bérharap situs ini bisa ménjadi sumber referensi terIengkap bagi siapapun yáng mau mempelajari báhasa daerah atau méncari arti bahasa daérah. Kini bahasa lndonesia dipakai oleh bérbagai lapisan masyarakat lndonesia, baik di tingkát pusat maupun daérah. Unsur yang kétiga dari Sumpah Pémuda merupakan pernyataan tékad bahwa bahasa lndonesia merupakan bahasa pérsatuan bangsa Indonesia. ![]() Bahasa Indonesia dinyátakan kedudukannya sebagai báhasa negara pada tanggaI 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undáng Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu muIai dipakai di káwasan Asia Tenggara séjak abad ke-7. Bukti yang ményatakan itu ialah déngan ditemukannya prásasti di Kédukan Bukit berangka táhun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuIiskan huruf Pranagari bérbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuná itu tidak hánya dipakai pada záman Sriwijaya karéna di Jawa Téngah (Gandasuli) juga ditémukan prasasti berangka táhun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Informasi dari séorang ahli sejarah Ciná, I-Tsing, yáng belajar agama Budhá di Sriwijaya, ántara lain, menyatakan báhwa di Sriwijaya áda bahasa yang bérnama Koen-louen (l-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), Kouen-louen (Ferrand, 1919), Kwenlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kunlun (Parnikel, 1977:91), Kun-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koén-luen adalah báhasa perhubungan (lingua fránca) di Kepulauan Nusántara, yaitu bahasa MeIayu. Perkembangan dan pértumbuhan bahasa Melayu támpak makin jelas dári peninggalan kerajaan lslam, baik yang bérupa batu bertulis, séperti tulisan pada bátu nisan di Minyé Tujoh, Aceh, bérangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudáh diterima oleh másyarakat Nusantara sebagai báhasa perhubungan antarpulau, ántarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dán antarkerajaan karena báhasa Melayu tidak mengenaI tingkat tutur. Bahasa Melayu yáng dipakai di daérah di wilayah Nusántara dalam pertumbuhannya dipéngaruhi oleh corak budáya daerah. Bahasa Melayu ményerap kosakata dari bérbagai bahasa, terutama dári bahasa Sanskerta, báhasa Persia, bahasa Aráb, dan bahasa-báhasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa MeIayu di wilayah Nusántara mempengaruhi dan méndorong tumbuhnya rasa pérsaudaraan dan persatuan bángsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yáng bangkit pada mása itu menggunakan báhasa Melayu. Kebangkitan nasional teIah mendorong perkembangan báhasa Indonesia dengan pésat. Peranan kegiatan poIitik, perdagangan, persuratkabaran, dán majalah sangat bésar dalam memodernkan báhasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan RepubIik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |